Memupuk Sikap Anti Korupsi dari Keluarga

9:07 AM Posted by Dodik
Korupsi bukanlah budaya kita. Perbuatan tidak terpuji tersebut merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan terus menerus. Akibatnya, frekuensi yang begitu intens menjadikan korupsi seolah-olah menjadi bagian integral dari perilaku birokras. Bahkan boleh jadi pelaku organ-organ masyarakat non pemerintah. Dengan begitu, bentuk pembiasaan yang lekat dengan lingkungan yang kurang sehat alias menumbuhkan benih-benih korupsi harus segera di berantas.

Institusi masyarakat terkecil yang sangat potensial berkontribusi terhadap perang melawan korupsi adalah keluarga. Keluarga sebagai tempat dimana generasi Indonesia di gembleng berperan besar. Penanaman nilai-nilai etika dan sekaligus perilaku positif pertama kali dibentuk dalam keluarga. Orang tua yang menjadi pelaku pendidikan si anak, seharusnya mulai menyadari arti penting dari proses pendidikan di dalam keluarga.

Adapun nilai dan sikap dasar yang terkait dengan sikap anti korupsi adalah sikap jujur dan sportif. Tidak hanya dalam bentuk normatif, nilai kejujuran dan sportifitas harus di bangun secara praktis (by doing). Hal tersebut dalam dimulai dengan aktifitas sederhana. Seperti bagaimana menanamkan nilai jujur ketika di berikan sebuah amanah oleh orang tua. Sang anak harus dilatih menunjukkan sikap bertanggung jawab. Berikut arti penting kejujuran dan tanggungjawab tersebut dalam konteks yang lebih luas.

Sikap sportif tidak kalah penting. Jika berangkat dari falsafah bahwa manusia tidak pernah ada yang luput dari kesalahan, berarti individu selalu potensial untuk bersalah. Sikap sportif dalam hal ini berperan sebagai turning point of attitude. Mengakui kesalahan untuk kemudian berkomitmen memperbaiki dengan hal positif harus diterapkan sejak dini. Kalaupun si anak pernah mengambil sebuah barang tanpa izin orang tua, ia haruslah diingatkan dan dijelaskan apa kenapa dan bagaimana. Harapannya, hal tersebut tidak dilakukan lagi.

Selain nilai kejujuran dan sportifitas, yang terkait erat dengan punishment approach ketika terjadi pelanggaran, maka orang tua hendaknya memperhatikan pendekatan reward approach. Bentuk reward (penghargaan) yang dimaksud tidak harus berupa material. Namun boleh jadi dalam bentu pengakuan atas sikap dan perilaku positif, maupun yang lain. Mengatakan, "Ibu bangga punya anak yang jujur dan sporif", dapat begitu bermakna dalam membentuk rasa bangga dalam diri sanga anak.

Memulai sikap anti-korupsi dari keluarga, dapat menjadi pendekatan alternatif dalam membangun bangsa yang bersih dari korupsi. Pemahaman bahwa kita hidup bersama di muka bumi dengan hak dan kewaiban sama, menjadi pendorong bahwa tidak hal dalam hidup yang sifatnya personal. Akan selalu punya konotasi sosial. Kenapa tidak kita mulai sekarang juga?
You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Memupuk Sikap Anti Korupsi dari Keluarga"